![]() |
Sumber : Google |
Pendidikan adalah hak
mutlak yang harus dimiliki oleh setiap individu. Karena pada dasarnya, pendidikan
itu berguna bagi kehidupan setiap insan manusia. Selama ada kehidupan, selama
itu pula pendidikan ada dan diperlukan. Sejalan dengan itu, pendidikan terus
mengalami perubahan dari masa ke masa, termasuk di Indonesia. Kondisi
pendidikan di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini tentu
saja juga berdampak pada munculnya berbagai masalah di dalam dunia pendidikan
itu sendiri.
Salah satu masalah
dalam dunia pendidikan saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai
jenjang pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun informal. Sebagian orang
berasumsi, bahwa hal ini dilatarbelakangi oleh arah pendidikan yang kurang
jelas, kualitas dan kuantitas guru yang tidak memadai, pendidikan yang tidak
merata, atau juga karena pendidikan dianggap sebagai barang mahal saat ini.
Apapun alasannya, yang terpenting adalah bagaimana kita mencari solusi dari
permasalahan tersebut, dan berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan ke arah
yang lebih baik lagi.
![]() |
Sumber : Google |
Pendidikan masa kini
atau yang disebut juga pendidikan era global, banyak dipengaruhi oleh
perkembangan IPTEK. Perkembangan teknologi memang sangat berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak. Adanya kecenderungan anak memanfaatkan dan menggunakan
teknologi seperti smartphone ataupun
internet, menjadi hal yang lumrah saat ini. Bahkan dari data yang ada, kita
bisa melihat jumlah pengguna internet di
kalangan pelajar semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini tentu saja menjadi
tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Karena pada kenyataannya,
perkembangan teknologi tidak selalu sejalan dengan perkembangan mutu
pendidikan, khususnya pendidikan terhadap anak.
Berbagai tantangan
pendidikan anak di era globalisasi ini perlu disikapi bersama. Sebagaimana
proses pendidikan yang sebenarnya melibatkan peranan keluarga, lingkungan
masyarakat dan sekolah. Sehingga jika salah satunya tidak berjalan dengan baik,
maka akan mempengaruhi keberlangsungan pendidikan itu sendiri. Keluarga sebagai
unit terkecil di dalam masyarakat mempunyai peran sentral dalam pendidikan.
Karena keluarga sebagai pendidik pertama dan utama memegang peranan yang cukup
besar terkait dengan semua aspek perkembangan dan pendidikan anak itu sendiri.
![]() |
Sumber : Google |
Keluarga adalah pusat
pendidikan bagi anak. Tapi, sebagian orang tua mulai lupa akan hal itu, dan
sebagian lagi tidak mengetahui bahwa mereka adalah bagian dari kader pendidikan
yang kadang dijadikan acuan dan panutan bagi anak-anak mereka. Pada era masa
kini, orang tua lebih mengedepankan pendidikan anak mereka di sekolah. Karena
banyak orang tua yang beranggapan bahwa pendidikan itu akan lebih baik jika di
dapat di lingkungan sekolah, dan dari mereka yang kompeten di bidang pendidikan
atau yang lebih kita kenal dengan sebutan guru. Dengan demikian, para orang tua
bisa lebih fokus pada tugas dan
pekerjaannya sendiri, serta bisa lebih leluasa untuk mengerjakan
aktivitas lainnya.
Keluarga, dalam hal ini
orang tua tidak menyadari perannya yang sangat erat kaitannya dengan tumbuh
kembang anak mereka sendiri. Kesibukkan mereka membuat waktu untuk anak menjadi
berkurang. Hal ini sering kali menjadi alasan banyak anak merasa tidak atau
kurang diperhatikan oleh orang tua mereka. Sehingga pada akhirnya, anak mulai
mencari kesibukkan sendiri dan mengerjakan hal-hal yang terkadang berada di
luar pengawasan orang tua dan guru.
Dengan adanya kemajuan
di bidang teknologi saat ini, memberikan peluang yang lebih besar bagi anak
untuk mendapatkan informasi dengan lebih mudah dan lebih leluasa. Terlebih jika
itu tidak mendapat pengawasan, baik dari orang tua mereka, guru ataupun
masyarakat yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini dapat berdampak positif
ataupun juga negatif. Tergantung, sejauh mana anak memanfaatkan teknologi itu untuk
kepentingan mereka.
Di era globalisasi ini,
peran orang tua sangat diperlukan dalam pendidikan anak. Pengaruh yang kuat dari
adanya teknologi harus mendapat perhatian lebih dari orang tua, khususnya dalam
hal pendampingan terhadap anak. Orang tua harus lebih teliti dan memantau
secara langsung segala aktivitas dan kegiatan anak, baik di dalam maupun di
luar rumah. Dengan demikian, orang tua bisa meminimalisir dampak buruk yang
mungkin saja terjadi pada anak-anak mereka, diakibat oleh pengaruh lingkungan
yang kurang baik atau juga akibat dari penggunaan teknologi secara berlebihan. Karena
hal tersebut bisa berdampak pada tumbuh kembang anak, seperti kecanduan game, bullying, motivasi belajar yang
menurun, dan masih banyak lagi.
![]() |
Sumber : Google |
Masalah yang kerap kali
dikeluhkan oleh orang tua saat ini adalah tentang anak-anak mereka yang mulai
kecanduan internet. Sehingga, banyak anak yang mulai tidak memperhatikan waktu
belajar mereka. Hal ini mengakibatkan banyak anak yang mengalami penurunan
prestasi di sekolah. Salah satu penyebabnya adalah karena banyak pelajar saat
ini yang lebih fokus pada gadget atau
smartphone mereka, dibanding
pelajaran yang ada. Mereka menghabiskan waktu lebih banyak untuk hal itu daripada
waktu belajar. Bahkan, hal itu membuat banyak anak mulai malas untuk bermain di
luar rumah bersama teman-temannya.
Di era masa kini,
pelajar memang lebih identik dengan handphone
atau smartphone mereka. Jika beberapa
tahun silam, handphone masih menjadi
barang yang mahal bagi pelajar, maka saat ini handphone menjadi barang yang mutlak, wajib dimiliki oleh seorang pelajar.
Sehingga, tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa pelajar zaman now adalah bagian dari generasi millennial. Anak generasi millenniel, memang sangat identik dengan
perkembangan teknologi. Tentu saja, hal ini menjadi masalah tersendiri bagi
orang tua, dan juga dunia pendidikan.
Kemajuan teknologi
bukan hanya memberikan kemudahan bagi mobilitas manusia, tetapi juga memberikan
tantangan bagi dunia pendidikan, khususnya orang tua. Kita harus sadar, di era
masa kini pendidikan bukanlah sekedar mengajarkan pengetahuan terhadap anak. Orang
tua boleh saja mendelegasikan pengajaran anak kepada mereka yang ahli di
bidangnya, akan tetapi pendidikan anak tetaplah menjadi tanggung jawab orang
tua. Hal ini juga diperkuat oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
No. 30 Tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan.
Bahkan, secara khusus terdapat laman sahabat keluarga yakni
sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id.
Keluarga memegang
peranan sentral dalam dunia pendidikan saat ini. Karena itu, revolusi
pendidikan pada era globalisasi sangat menekankan pada peran orang tua dalam
pembentukkan karakter anak. Hal ini sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh Ki
Hajar Dewantara, sebagai bapak Pendidikan Indonesia, yang banyak menekankan
konsep pendidikan berbasis keluarga. Ayah sebagai hardware yang mengasah motorik anak, dan ibu sebagai software yang memotivasi anak dengan
membentuk ahlak, kasih sayang serta rasa empati anak. Orang tua harus bisa membangun
karakter anak mereka, sebelum nantinya anak itu masuk ke lingkungan sekolah dan
juga lingkungan masyarakat.
![]() |
Sunber : Google |
Bicara tentang
pendidikan anak, tentu saja tidak hanya tentang mengajari anak untuk bisa
melakukan sesuatu atau memikirkan sesuatu. Tetapi, pendidikan itu termasuk juga
bagaimana membuat anak menjadi individu yang lebih dewasa dan mandiri. Hal ini
tidak hanya berlangsung ketika anak berada di usia sekolah saja, tapi juga
untuk selanjutnya. Sehingga, anak bisa menjadi pribadi yang lebih mandiri dan
berwawasan luas. Karena itu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI saat ini mendorong agar orang tua lebih
terlibat dalam pendidikan anak. Hal itu terus digencarkan guna menciptakan
pendidikan yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi tumbuh kembang anak.
#sahabatkeluarga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar