Selasa, 15 Mei 2018

Revolusi Pendidikan di Era Globalisasi

Sumber : Google

Pendidikan adalah hak mutlak yang harus dimiliki oleh setiap individu. Karena pada dasarnya, pendidikan itu berguna bagi kehidupan setiap insan manusia. Selama ada kehidupan, selama itu pula pendidikan ada dan diperlukan. Sejalan dengan itu, pendidikan terus mengalami perubahan dari masa ke masa, termasuk di Indonesia. Kondisi pendidikan di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini tentu saja juga berdampak pada munculnya berbagai masalah di dalam dunia pendidikan itu sendiri.
Salah satu masalah dalam dunia pendidikan saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun informal. Sebagian orang berasumsi, bahwa hal ini dilatarbelakangi oleh arah pendidikan yang kurang jelas, kualitas dan kuantitas guru yang tidak memadai, pendidikan yang tidak merata, atau juga karena pendidikan dianggap sebagai barang mahal saat ini. Apapun alasannya, yang terpenting adalah bagaimana kita mencari solusi dari permasalahan tersebut, dan berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan ke arah yang lebih baik lagi.
Sumber : Google
Pendidikan masa kini atau yang disebut juga pendidikan era global, banyak dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK. Perkembangan teknologi memang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Adanya kecenderungan anak memanfaatkan dan menggunakan teknologi seperti smartphone ataupun internet, menjadi hal yang lumrah saat ini. Bahkan dari data yang ada, kita bisa melihat jumlah pengguna  internet di kalangan pelajar semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Karena pada kenyataannya, perkembangan teknologi tidak selalu sejalan dengan perkembangan mutu pendidikan, khususnya pendidikan terhadap anak.

Berbagai tantangan pendidikan anak di era globalisasi ini perlu disikapi bersama. Sebagaimana proses pendidikan yang sebenarnya melibatkan peranan keluarga, lingkungan masyarakat dan sekolah. Sehingga jika salah satunya tidak berjalan dengan baik, maka akan mempengaruhi keberlangsungan pendidikan itu sendiri. Keluarga sebagai unit terkecil di dalam masyarakat mempunyai peran sentral dalam pendidikan. Karena keluarga sebagai pendidik pertama dan utama memegang peranan yang cukup besar terkait dengan semua aspek perkembangan dan pendidikan anak itu sendiri. 
Sumber : Google
Keluarga adalah pusat pendidikan bagi anak. Tapi, sebagian orang tua mulai lupa akan hal itu, dan sebagian lagi tidak mengetahui bahwa mereka adalah bagian dari kader pendidikan yang kadang dijadikan acuan dan panutan bagi anak-anak mereka. Pada era masa kini, orang tua lebih mengedepankan pendidikan anak mereka di sekolah. Karena banyak orang tua yang beranggapan bahwa pendidikan itu akan lebih baik jika di dapat di lingkungan sekolah, dan dari mereka yang kompeten di bidang pendidikan atau yang lebih kita kenal dengan sebutan guru. Dengan demikian, para orang tua bisa lebih fokus pada tugas dan  pekerjaannya sendiri, serta bisa lebih leluasa untuk mengerjakan aktivitas lainnya.
Keluarga, dalam hal ini orang tua tidak menyadari perannya yang sangat erat kaitannya dengan tumbuh kembang anak mereka sendiri. Kesibukkan mereka membuat waktu untuk anak menjadi berkurang. Hal ini sering kali menjadi alasan banyak anak merasa tidak atau kurang diperhatikan oleh orang tua mereka. Sehingga pada akhirnya, anak mulai mencari kesibukkan sendiri dan mengerjakan hal-hal yang terkadang berada di luar pengawasan orang tua dan guru.
Dengan adanya kemajuan di bidang teknologi saat ini, memberikan peluang yang lebih besar bagi anak untuk mendapatkan informasi dengan lebih mudah dan lebih leluasa. Terlebih jika itu tidak mendapat pengawasan, baik dari orang tua mereka, guru ataupun masyarakat yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini dapat berdampak positif ataupun juga negatif. Tergantung, sejauh mana anak memanfaatkan teknologi itu untuk kepentingan mereka.
Di era globalisasi ini, peran orang tua sangat diperlukan dalam pendidikan anak. Pengaruh yang kuat dari adanya teknologi harus mendapat perhatian lebih dari orang tua, khususnya dalam hal pendampingan terhadap anak. Orang tua harus lebih teliti dan memantau secara langsung segala aktivitas dan kegiatan anak, baik di dalam maupun di luar rumah. Dengan demikian, orang tua bisa meminimalisir dampak buruk yang mungkin saja terjadi pada anak-anak mereka, diakibat oleh pengaruh lingkungan yang kurang baik atau juga akibat dari penggunaan teknologi secara berlebihan. Karena hal tersebut bisa berdampak pada tumbuh kembang anak, seperti kecanduan game, bullying, motivasi belajar yang menurun, dan masih banyak lagi.

Sumber : Google
Masalah yang kerap kali dikeluhkan oleh orang tua saat ini adalah tentang anak-anak mereka yang mulai kecanduan internet. Sehingga, banyak anak yang mulai tidak memperhatikan waktu belajar mereka. Hal ini mengakibatkan banyak anak yang mengalami penurunan prestasi di sekolah. Salah satu penyebabnya adalah karena banyak pelajar saat ini yang lebih fokus pada gadget atau smartphone mereka, dibanding pelajaran yang ada. Mereka menghabiskan waktu lebih banyak untuk hal itu daripada waktu belajar. Bahkan, hal itu membuat banyak anak mulai malas untuk bermain di luar rumah bersama teman-temannya.
Di era masa kini, pelajar memang lebih identik dengan handphone atau smartphone mereka. Jika beberapa tahun silam, handphone masih menjadi barang yang mahal bagi pelajar, maka saat ini handphone menjadi barang yang mutlak, wajib dimiliki oleh seorang pelajar. Sehingga, tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa pelajar zaman now adalah bagian dari generasi millennial. Anak generasi millenniel, memang sangat identik dengan perkembangan teknologi. Tentu saja, hal ini menjadi masalah tersendiri bagi orang tua, dan juga dunia pendidikan.
Kemajuan teknologi bukan hanya memberikan kemudahan bagi mobilitas manusia, tetapi juga memberikan tantangan bagi dunia pendidikan, khususnya orang tua. Kita harus sadar, di era masa kini pendidikan bukanlah sekedar mengajarkan pengetahuan terhadap anak. Orang tua boleh saja mendelegasikan pengajaran anak kepada mereka yang ahli di bidangnya, akan tetapi pendidikan anak tetaplah menjadi tanggung jawab orang tua. Hal ini juga diperkuat oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 30 Tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan. Bahkan, secara khusus terdapat laman sahabat keluarga yakni sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id.
Keluarga memegang peranan sentral dalam dunia pendidikan saat ini. Karena itu, revolusi pendidikan pada era globalisasi sangat menekankan pada peran orang tua dalam pembentukkan karakter anak. Hal ini sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, sebagai bapak Pendidikan Indonesia, yang banyak menekankan konsep pendidikan berbasis keluarga. Ayah sebagai hardware yang mengasah motorik anak, dan ibu sebagai software yang memotivasi anak dengan membentuk ahlak, kasih sayang serta rasa empati anak. Orang tua harus bisa membangun karakter anak mereka, sebelum nantinya anak itu masuk ke lingkungan sekolah dan juga lingkungan masyarakat.

Sunber : Google
Bicara tentang pendidikan anak, tentu saja tidak hanya tentang mengajari anak untuk bisa melakukan sesuatu atau memikirkan sesuatu. Tetapi, pendidikan itu termasuk juga bagaimana membuat anak menjadi individu yang lebih dewasa dan mandiri. Hal ini tidak hanya berlangsung ketika anak berada di usia sekolah saja, tapi juga untuk selanjutnya. Sehingga, anak bisa menjadi pribadi yang lebih mandiri dan berwawasan luas. Karena itu, Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI saat ini mendorong agar orang tua lebih terlibat dalam pendidikan anak. Hal itu terus digencarkan guna menciptakan pendidikan yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi tumbuh kembang anak.
#sahabatkeluarga




I AM JEALOUS

Hari ini, aku bangun pagi seperti biasa. Dan lagi, kamu mengirim link siaran YOME -mu. Kali ini bukan melalui  WhatsApp tapi Messenger . ...