Metamorfosis Seorang Gravitasi
Sakura adalah sakura,
mawar adalah mawar dan melati adalah melati. Semua bunga punya cara sendiri
untuk mekar, sama halnya seperti manusia. Setiap manusia memiliki daya tarik
tersendiri yang menjadikan mereka sebagai pusat gravitasi bagi orang lain.
Tapi, kapan seseorang
menjadi gravitasi? Kita tidak akan pernah tahu tentang hal itu sampai
orang-orang di sekitar kita datang dan mengatakan bahwa kamu adalah alasan
mereka berubah. Saat itu, untuk pertama kalinya kamu menemukan fakta bahwa
dirimu telah menjadi gravitasi bagi orang-orang di sekitarmu tanpa kamu sadari.
Bermetamorfosis
Metamorfosis
adalah perubahan yang terjadi pada individu makhluk hidup yang asalnya telur
hingga menjadi dewasa secara sempurna, dengan mengalami perubahan bentuk
morfologi, anatomi ataupun fisiologi.
Lalu, apakah manusia juga mengalami metamorfosis?
Manusia
tidak mengalami metamorfosis seperti yang terjadi pada kupu-kupu ataupun hewan
lainnya. Manusia bermetamorfosis tidak secara fisik akan tetapi pada gaya
hidup, kebutuhan ataupun kepribadiannya. Bisa dikatakan bahwa manusia
bermetamorfosis ketika terjadi peningkatan kualitas hidup pada dirinya.
Pada
awalnya semua manusia itu sama ketika ia di lahirkan. Hanya saja setiap
individu berbeda dalam bermetamorfosis. Ada sebagian orang yang tadinya
biasa-biasa saja, kemudian berubah menjadi orang yang luar biasa. Sedangkan
sebagian lagi, memilih untuk tetap menjadi orang biasa. Mereka yang berubah
menjadi luar biasa akan memiliki daya tarik tersendiri dibanding yang lainnya.
Mereka itu ibarat matahari yang memiliki gravitasi yang menyebabkan planet-planet
berada pada orbitnya masing-masing dalam mengintari matahari. Planet-planet itu
diibaratkan sebagai orang-orang yang memilih untuk tetap menjadi biasa.
From Zero To Hero
Apakah
pahlawan menjadi pahlawan sejak ia di lahirkan? Tidak, tentu saja tidak.
Seseorang menjadi pahlawan karena keberanian dan pengorbanannya. Mereka menjadi
contoh dan suri tauladan atas apa yang mereka perjuangkan untuk orang banyak,
bukan untuk dirinya sendiri. Mereka adalah gravitasi bagi penerus bangsa.
Pada
dasarnya semua orang itu sama. Semua bisa saja menjadi pahlawan. Semua itu
terletak pada seberapa besar keinginannya untuk menjadi seorang pahlawan atau
seberapa besar usahanya untuk sukses dalam hidup. Contohnya: perbedaan antara
orang yang pintar dengan orang yang kurang pintar.
Orang yang pintar, tidak
menjadi pintar sejak ia di lahirkan. Butuh proses yang panjang untuk
membentuknya menjadi pintar. Semua orang memulai segala sesuatunya dari nol.
Untuk menjadi pintar, seseorang harus belajar dengan giat. Mereka terus belajar
dan belajar. Seolah mereka tidak puas dengan apa yang mereka pelajari. Orang
yang cerdas selalu mengoptimalkan otak mereka dalam berpikir dari pada otot
dalam bertindak. Mereka selalu haus akan pengetahuan. Pengetahuan di pandang
bukan lagi sekedar kekuatan tapi sudah seperti makanan yang harus terus di
konsumsi.
Berbeda dengan orang yang
kurang cerdas atau kurang pintar. Mereka lebih mengikuti sifat malas yang
menjadikan mereka tidak maksimal dalam belajar. Terkadang terlalu lama
bermalas-malasan akan menjadikan insting seseorang menjadi tumpul. Itulah yang
membuat mereka semakin jauh dari deretan terdepan. Sang bijak akan berkata pada
mereka bahwa “Saat ini, orang lain mungkin sudah berlari menjauh dan kamu hanya
berjalan di tempat. Kamu mungkin sudah sangat jauh tertinggal”.
Orang yang cerdas selalu
memiliki cara yang unik dalam belajar. Karena mereka paham betul bahwa proses
belajar itu tidak hanya didapat dari apa yang kita pelajari di sekolah. Tapi
juga bisa dari apa yang kita alami, kita lihat, kita dengar ataupun dari
orang-orang di sekitar kita. Pelajaran juga tidak mesti kita dapatkan dari
membaca buku. Kita dapat memperoleh beragam informasi dari browsing di internet, sharing
dengan teman di media sosial atau mempelajarinya langsung dengan melakukan
penelitian. Terkadang pelajaran berharga justru diperoleh dari hal yang tidak
kita duga sebelumnya.
Orang yang cerdas bermetamorfosis
dengan caranya sendiri. Mereka memetamorfosis kebutuhannya dengan peningkatan
kualitas hidupnya. Salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas gadged handphone. Mereka sadar, bahwa dengan adanya kemajuan di
bidang teknologi di era yang serba digital ini, sangat erat dengan adanya
perubahan. Begitupun dengan gadged
yang terus mengalami perubahan dan peningkatan mutu serta kualitas. Karena itu,
seseorang yang menjadi gravitasi orang-orang di sekitarnya, harus selalu
tanggap akan adanya perubahan, karena mereka akan selalu menjadi pusat
perhatian. Ada banyak smartphone yang
beradar di pasaran, dan LunaSmartphone adalah salah satu smartphone yang bisa kamu pertimbangkan
untuk kamu miliki.
Kenapa LunaSmartphone? Karena dengan LunaSmartphone kamu bisa bermetamorfosis menjadi lebih sempurna, tanpa
harus mengeluarkan budget yang besar.
LunaSmartphone hanya dibandrol dengan harga kurang lebih 5 juta rupiah per unitnya.
Prosesor yang digunakan merupakan kelas Flagship
dengan casing full-metal yang diklaim
sangat presisi seperti iPhone. Desain
yang yang mirip iPhone, material yang
berkualitas, layar sekelas retina, 4G dan fleksibel dengan 2 SIM akan membuat
kamu terlihat lebih elegan. Penyimpanan data yang cukup besar, memungkinkan
kamu menyimpan banyak data yang bisa kamu jadikan referensi dalam belajar.
Serta adanya fitur kamera yang berlimpah, memudahkan kamu dalam mengabadikan
dan menyimpan setiap momen-momen perubahan dirimu dan orang-orang sekitarmu
dalam bermetamorfosis.
Menjadi Nomor Satu, Menjadi Gravitasi, Menjadi Rival
Menjadi
yang terbaik adalah sebuah prestasi yang membanggakan. Walaupun terkadang kita
merasa itu karena faktor keberuntungan saja. Namun, keberhasilan bukanlah
sesuatu yang diperoleh dengam mudah. Perlu usaha dan kerja keras yang tidak
bisa diukur dengan meteran atau timbangan. Kita jatuh bangun meraihnya.
Terkadang kita harus mengorbankan hal-hal lain untuk mendapatkannya.
Kesuksesan
adalah timbal-balik dari sebuah perjuangan panjang. Itu adalah barter yang
cukup sepadan. Orang bilang, hasil tidak akan membohongi kerja keras. Semakin
besar usahamu untuk sukses, semakin besar pula hasil yang akan kamu dapatkan.
Seperti yang tertulis dalam pepatah lama, “Berakit-rakit dahulu,
berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”.
Menjadi yang terbaik
artinya kamu harua berusaha 10 kali atau 100 kali lebih keras dari sebelumnya.
Kenapa? Karena mempertahankan sebuah prestasi itu, tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Untuk tetap berada di puncak, kamu tidak boleh terjatuh. Ketika
kamu terjatuh, maka posisi itu bukan lagi milikmu, tapi milik orang lain.
Karena itu, selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik adalah semangat yang
harus terus dipupuk dan dijaga sebagai kunci sukses. Seseorang mungkin tidak
bisa menyentuh langit, tapi setidaknya seseorang bisa melompat lebih tinggi
dari yang lainnya.
Berada di puncak adalah
tempat yang paling terang sekaligus tempat yang paling sunyi. Tempat yang
terang karena kamu menjadi penerang bagi orang-orang di sekitarmu. Mereka
menjadikanmu panutan untuk mereka tiru dan mereka contoh. Orang lain mungkin
tidak bisa sepertimu, tapi setidaknya mereka bisa belajar menjadi seperti dirimu.
Menjadi tempat yang sunyi karena kamu harus berjuang sendirian. Karena
orang-orang di sekitarmu mulai menjadikanmu rival mereka. Mereka terus belajar
dan belajar, agar bisa mengejarmu terlebih mengalahkanmu. Meskipun kamu adalah
lawan yang cukup tangguh untuk dikalahkan.
Saingan? Terkadang kita
tidak pernah menginginkan menjadi saingan seseorang. Tapi hal itu terjadi
dengan sendirinya. Mungkin, itu salah satu konsekuensi yang diterima seorang
gravitasi dan itu tidaklah buruk. Menjadi contoh, memacu dan memotivasi orang
lain untuk menjadi lebih baik adalah sebuah keahlian yang cukup langkah bukan.
Semua orang punya peluang
yang sama untuk berada di puncak. Mereka yang punya kualifikasi untuk menjadi
yang terbaiklah yang pantas berada di posisi itu, tanpa terkecuali. Karena di
planet yang bernama bumi ini, semua orang punya hak yang sama untuk bisa
menjadi gravitasi bagi orang lain. Mari bermetamorfosis menjadi gravitasi.
#BeTheGravity
#SmartphoneLUNA